Hukum Membaca Lam Jalalah Dan Ro

 


Hukum Membaca Lam Jalalah Dan Ro’

 

A.   Lam Jalalah

Menurut imam hafs, semua lam yang ada di dalam al-Qur’an adalah dibaca tarqiq atau tipis kecuali lam yang terdapat dalam lafadz allah (lafdhul jalalah) harus dibaca dengan taghlidh (berat atau tebal).

Adapun tebal nya lam pada lafdhul jalalah itu terbatas yakni, ketika lafadh allah itu jatuh setelah harokat fathah atau dhummah. Alasan dibaca tebal adalah menandakan akan keagungan dzat  allah.

Contoh: وَاللهُ سَمِيْعٌ ، يَوْمَ يَـجْمَعُ الله

Sedangkan apabila lafadh allah jatuh setelah harokat kasroh tetap dibaca tarqiq atau tipis. Alasannya adalah karena sulit untuk di ucapkan. Contoh: وَلِلّٰهِ ، أَمِ الله

B.   Hukum Membaca Ro’

Hukum membaca ro’ itu ada 2 yaitu:

1.    Tafkhimur Ro’

Ro’ yang dibaca tebal yaitu ketika mengucapkan huruf ro’ tersebut, maka bibir yang bawah terangkat naik. Sedangkan ukuran getaran ro’ paling banyak adalah 2 getaran atau boleh kurang dari 2 getaran dan tidak boleh lebih dari 2 getaran. Tidak ada ukuran minimal dan maksimal getaran tersebut.

Adapun ciri-ciri ro’ yang dibaca tebal adalah sebagai berikut:

a.    Ro’ yang berharokat fathah atau dhummah.

Contoh: رَحْمَةٌ ، رُبَّمَا

b.    Ro’ mati jatuh setelah harokat fathah atau dhummah (baik ro’ sukun asli atau karena waqof). Contoh: يَرْزُقُ ، يُرْزَقُوْنَ

c.     Ro’ mati jatuh setelah harokat kasroh dan bertemu huruf isti’la’ dalam satu kalimat. Jumlah huruf nya ada 7 yaitu yang  terkumpul

dalam lafadh خُصَّ ضَغْطٍ قِظْ  contoh: لَبِ الْمِرْصَادِ ، مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ

Keterangan:

Tetapi jika ro’ mati jatuh setelah kasroh dan meskipun bertemu dengan huruf isti’la’, tetapi tidak dalam satu kalimat, maka ro’ tetap dibaca tipis. Contoh: فَاصْبِرْ صَبْرًا جَمِيْلًا

d.    Ro’ mati didahului oleh hamzah washol

contoh: إِرْجِعِى ، اَلَّذِى ارْتَرْضٰى

 

2.    Tarqiqur Ro’

a.    Semua ro’ yang berharokat kasroh, baik di awal kalimat, tengah kalimat, atau di akhir kalimat. Semua itu baik dalam kalimat isim atau kalimat fi’il. Contoh: كَافِرِيْنَ ، أَرِنَا الَّذِيْنَ

b.    Ro’ mati jatuh setelah harokat kasroh asli dan sambung sekaligus tidak bertemu dengan salah satu huruf isti’la’ dalam satu kalimat. Contoh: وَقَالَ فِرْعَوْنَ ، وَاصْطَبِرْ

c.     Semu ro’ yang mati tidak asli (karena waqof) baik ro’ berharoat fathah, dhummah atau kasroh dan selama ro’ tidak jatuh setelah harokat fathah atau dhummah. Contoh: السِّحْرُ ، السَّرَائِرُ

d.    Ro’ mati jatuh setelah harokat kasroh meski bertemu dengan huruf isti’la’ tetapi tidak dalam satu kalimat.

Contoh: وَلاَتُصَعِّرْ خَدَّكَ

e.    Ro’ mati sebab waqof dan di dahului oleh ya’ mati.

Contoh: خَيْرٌ ، خَبِيْرٌ

Keterangan:

Ro’ yang dibaca tipis yaitu ketika mengucapkan huruf ro’ bibir mengarah kebawah.

 

3.    Ro’ yang boleh dibaca dengan 2 cara.

a.    ro’ sukun karena waqof dan jatuh setelah kasroh yang terpisah dengan huruf isti’la yaitu pada lafadh عَيْنَ الْقِطْرَ dan مِصْرَ sedangkan cara yang baik membaca nya adalah, untuk lafadh مِصْرَ dibaca tebal ketika washol. Sedangkan lafadh  عَيْنَ الْقِطْرَ dibaca tipis ketika di washol kan sebab berharokat kasroh.

 

b.    Lafadh كُلُّ فِرْقٍ dibaca tebal karena ro’ sukun dan bertemu dengan huruf isti’la’. Dan dibaca tipis karena huruf isti’la’ (qof nya) berharokat kasroh.

 

4.    Ro’ yang bertasydid

a.    Jika ada ro’ bertasydid dan berharokat fathah atau dhummah, maka dibaca tafkhim(tebal) kira-kira paling banyak 2 getaran.

Contoh: بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَحِيْمِ

b.   Ro’ dibaca tarqiq (tipis) apabila ro’ bertasydid dan berharokat kasroh. Contoh: الرِّجَالُ

 

5.    Ringkasan dan Pengecualian

Ro’ sukun jatuh setelah harokat  kasroh yang wajib dibaca tafkhim (tebal), hal ini disebabkan karena ro’ tersebut bertemu dengan huruf isti’la’. Didalam al-Quran hanya terdapat pada 5 tempat:

أية

سورة

جزء

كلمة

نمرة

7

الأنعام

7

قِرْطَاسٌ

1

107

التوبة

11

اِرْصَادًا

2

122

التوبة

11

مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ

3

12

النبأ

30

مِرْصَادًا

4

14

الفجر

30

لَبِ الْمِرْصَادِ

5

 

Ro’ sukun jatuh setelah harokat  kasroh yang wajib dibaca tafkhim (tebal), hal ini disebabkan karena ro’ tersebut jatuh setelah hamzah washol. Banyak sekali terdapat di dalam Al Qur’an, ccontoh :

أية

سورة

جزء

كلمة

نمرة

106

المائدة

7

إِنِ ارْتَبْتُمْ

1

24

الإسراء

15

رَبِّ ارْحَـمْهُمَا

2

26

الأنبياء

17

لِمَنِ ارْتَضٰى

3

77

الحج

17

اِرْكَعُوْا وَاسْجُدُوْا

4

50

النور

18

أَمِ ارْتَابُوُا

5

 

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال