Sejarah mencatat bahwa kegiatan public speaking telah dilakukan di
Yunani dan Romawi Kuno dalam bentuk retorika, terutama saat sistem politik
demokratis diterapkan di sana. Keterampilan public speaking diajarkan di
sekolah-sekolah karena dibutuhkan saat rapat politik dan proses pengadilan pada
masa itu.
Model Aristoteles merupakan model yang paling klasik dalam ilmu
komunikasi. Aristoteles yang hidup pada saat komunikasi retorika sangat
berkembang di Yunani. Perkembangan keterampilan orang membuat pidato pembelaan
di muka pengadilan dan rapat- rapat umum yang dihadiri oleh rakyat. Sehingga,
Model ini lebih berorientasi pada pidato, terutama pidato untuk mempengaruhi
orang lain, sehingga model ini juga bisa disebut sebagai model retorikal/ model
retoris, yang kini dikenal sebagai komunikasi publik. Model komunikasi ini,
mempunyai 3 bagian dasar dari komunikasi yaitu, pembicara (speaker), pesan (message) dan pendengar (listener).
Proses komunikasi terjadi saat pembicara menyampaikan pesannya
kepada khalayak dengan tujuan mengubah prilaku mereka. Menurut Aritoteles, inti
dari komunikasi adalah persuasi dan pengaruh dapat dicapai oleh seseorang yang
dipercaya oleh publik. Menurut Aristoteles, persuasi dapat dicapai oleh siapa
anda (etos- kepercayaan anda), argumen anda (logos- logika dalam pendapat
anda), dan dengan memainkan emosi khalayak (pathos- emosi khalayak). Dengan
kata lain, faktor- faktor yang menentukan efek persuasif suatu pidato meliputi
isi pidato, susunannya, dan cara penyampainnya. Aristoteles juga menyadari
peran khalayak pendengar. Persuasi berlangsung melalui khalayak ketika meraka
diarahkan oleh pidato itu ke dalam suatu keadaan emosi. (Deddy, Mulyana. 2002 :
135).
Public speaking adalah kemampuan berbicara di depan banyak orang,
menyampaikan pesan yang dapat dimengerti dan dipercaya oleh publik
pendengarnya. Public speaking dapat memiliki peran luar biasa dalam kehidupan
kita, antara lain (Hamilton, 2003: 3):
1. Mengembangkan diri pribadi. Bila kita dapat melakukan Public
speaking kita tidak perlu ketakutan setiap kali menghadapi kemungkinan diminta
berbicara di depan orang banyak, baik di dunia kerja ataupun di lingkungan
keluarga. Kita juga dapat menyampaikan ide kita kepada orang lain secara lebih
efektif hingga memberi kepuasan bahwa ide kita diterima atau diterapkan. Saat
ini banyak perusahaan yang meminta pelamar kerja untuk membuat proposal program
kerja yang akan dilakukan lalu mempresentasikannya. Ide yang telah dituangkan
dalam sebuah proposal akan terdengar menarik atau tidak tergantung dari
bagaimana pembicara mempresentasikannya. Dapat dipastikan pelamar yang dapat
mempresentasikan idenya dengan baik yang akan diterima bekerja. Semakin banyak
kita berlatih maka semakin baik kita mempresentasikan ide di depan orang lain.
Kita pun akan semakin percaya diri karena ide kita lebih sering didengar dan
diterima orang.
2. Mempengaruhi dunia sekitar kita. Perubahan yang terjadi di
masyarakat sering kali berawal dari ide satu orang yang ditularkan kepada
orang-orang lain. Bila kita memiliki keterampilan PS maka kita akan lebih mudah
dapat mempengaruhi orang-orang lain supaya menerima dan melaksanakan ide kita,
yang menghasilkan perubahan kelompok tersebut. Dalam skala kecil perubahan
tersebut dapat berupa ide menggalang warga lingkungan untuk melakukan kegiatan
kebersihan bersama. Dalam skala lebih besar, perubahan dapat terjadi pada
komunitas yang lebih besar.
3. Meningkatkan karier. Kemampuan mempengaruhi orang lain,
termasuk atasan, dapat membuat kerja kita berlangsung lebih baik. Bahkan bila
rekan kerja dan atasan melihat kita terampil berbicara di orang-orang lain,
mereka akan melihat kita sebagai orang yang memiliki kredibilitas tinggi hingga
kesempatan promosi lebih terbuka lebar.
Keterampilan Public speaking adalah keterampilan yang memiliki
kekuatan untuk mengubah dunia kita dengan cara yang sederhana, tanpa kekerasan.
Memiliki keterampilan Public speaking juga akan membuat kita lebih unggul
dibanding orangorang lain. Contoh yang sering kita lihat di media, terutama di
televisi, memperlihatkan Public speaking dalam situasi politik. Misalnya saat
kampanye pemilihan presiden dan wakil presiden atau rapat parlemen. Namun
sebenarnya Public speaking dipakai di semua bidang kehidupan, tidak hanya di
bidang politik. Misalnya di bidang kesehatan saat kita berperan sebagai seorang
Penyuluh kesehatan yang menjelaskan cara memantau jentik nyamuk demam berdarah,
atau di bidang lingkungan hidup saat kita berperan sebagai aktivis yang
mengajak para mahasiswa menggunakan kertas bolak-balik untuk menghemat
penggunaan kertas.
Bayangkan bila kita dapat menyampaikan pesan dengan sangat baik hingga saran kita dilaksanakan, warga akan terhindar dari demam berdarah dan jumlah pohon yang harus ditebang untuk membuat kertas dapat berkurang, maka kita telah mengubah dunia menjadi lebih baik. Tidak semua pejabat negara pandai melakukan komunikasi pemerintahan secara efektif. Mengapa, karena komunikasi pemerintahan tidak hanya terkait dengan persoalan khalayak serta isu-isu yang dikomunikasikan; namun terkait juga dengan kompetensi seseorang. Cakupan kompetensi seseorang sebagaimana dimaksud oleh Spencer & Spencer meliputi motives, traits, self-concept, knowledge dan skills.
Dari lima dimensi kompetensi tersebut, senyatanya tidak semua pejabat negara memiliki traits, self-concept, knowledge dan skills retorika. Artinya, tidak semua pejabat negara memiliki traits (karakteristik) yang ideal untuk tampil sebagai orator; tidak semua pejabat negara memiliki self-concept (citra diri) yang menarik; tidak semua pejabat negara mempunyai knowledge (pengetahuan) yang mendukung penampilannya; dan tidak semua pejabat negara mempunyai skills (ketrampilan) retorik yang diperlukan untuk berbicara secara efektif dan meyakinkan khlayak.